Salah satu tradisi di Indonesia menjelang lebaran adalah mudik yaitu pulang ke kampung halaman. Apalagi jangka waktu liburan menyambut Hari Raya Idul Fitri lumayan panjang. Bekerja setahun lamanya untuk berkumpul menyambut lebaran bersama keluarga tercinta di kampung halaman.
Dulu keluarga saya pun merupakan ‘pejuang mudik’ yang setiap tahunnya pasti pulang ke kampung halaman. Kampung halaman saya terletak di Jawa Tengah tepatnya di Pemalang. Mulai dari kereta ataupun bis yang penting bisa sampai ke rumah dengan selamat dan aman.
Karena kebetulan di tempat kerja ayah saya dulu menyediakan fasilitas bis untuk mudik karyawannya. Jadinya kami selalu menggunakan fasilitas tersebut untuk mudik. Biasanya berangkat hari Jumat setelah solat Jumat. Dan sampai di tempat tujuan bisa sampai tengah malam. Karena dulu belum ada Tol Cipali sehingga untuk mudik Bekasi-Pemalang memerlukan waktu kurang lebih 8 jam lamanya jika jalanan normal. Kalau jalanan macet ya lebih dari itu.
Mudik itu identik dengan macet, makanya harus pintar mencari jalan dan waktu serta harus mempersiapkan secara matang baik dari segi kendaraan, konsumsi ataupun hal lainnya sehingga mudik akan terasa lebih nyaman. Jangan lupa beristirahat juga jika sudah lelah, jangan memaksakan diri dengan alasan ingin cepat sampai tujuan.
Tapi sekarang saya dan keluarga jarang mudik. Itu karena kakek dan nenek saya sudah meninggal dan ayah serta ibu saya merupakan saudara tertua, sehingga saudara saudara yang lainnya yang mengunjungi kami di Bekasi.
Makanya kita semua lebaran di Bekasi. Open house di Bekasi. Dirumah orang tua saya. Ada rasa kangen untuk mudik. Tapi tidak apa, yang penting masih bisa diberikan kesehatan menyambut Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga dan sanak saudara. Mudik gak mudik yang penting kumpul.